Tumbuhan yang sakit
biasanya memperlihatkan gejala penyakit yang khusus. Gejala (sympton) merupakan
peubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat
dari adanya penyebab penyakit. Pada beberapa macam penyakit pada tumbuhan
memperlihatkan gejala yang sama, sehingga diperlukan ketelitian yang tinggi
untuk mendiagnosa penyakit tersebut.Gejala dapat berupa perubahan warna,
tekstur, bentuk atau penampilan lain secara terlokalisasi pada jaringan yang sakit
atau disebut juga sebagai belur (Lesion).
Gejala dapat dibagi
menjadi dua yaitu gejala Primer dan gejala Sekunder. Gejala primer terjadi pada
bagian yang terserang oleh penyakit, sedangkan gejala sekunder adalah gejala
yang terjadi ditempat lain pada tumbuhan sebagai akibat dari kerusakan pada
bagian yang menunjukkan gejala primer, misalnya jamur akar menyebabkan akar
membusuk, busuknya akar ini menyebabkan kerusakan pada akar sehingga menghambat
proses penghisapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah yang
menyebabkan daun-daun menguning dan layu. Dalam kasus ini Busuk akar merupakan
gejala Primer sedangkan layunya daun adalah gejala sekunder. Kebanyakan gejala
hanya terlihat pada bagian luar tumbuhan, tetapi gejala dalam berupa perubahan
sel dan jaringan hanya akan terlihat apabila batang tumbuhan dipotong
atau dibelah.
Berdasarkan perubahan
yang terjadi didalam sel dan jaringan tumbuhan, Gejala dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu:
- Gejala Nekrotik disebabkan adanya kerusakan pada sel atau bagian sel, atau matinya sel.
- Gejala Hipoplastik disebabkan karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment)
- Gejala hiperplastik, disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebih dari biasa (overdevelopment)
Gejala nekrotik terdiri atas beberapa macam yaitu :
a. Nekrosis atau matinya bagian tumbuhan
merupakan salah satu ciri dari nekrotik dimana sekumpulan sel yang
terbatas dalam jaringan tertentu mati dan pada alat tumbuhan terlihat adanya
bercak-bercak atau bintik-bintik bewarna cokelat atau hitam, yang seterusnya
dapat menjadi kelabu keputih-putihan. Pada bagian tengah yang terdiri dari
jaringan mati disebut bagian holonekrotik, sedang zone di sekeliling pusat
jaringan mati dimana tidak semua jaringannya mati disebut dengan bagian
plesionekrotik. contohnya adalah bercak kering pada daun kentang disebabkan
oleh Alternaria solani, bercak daun
pada cabai yang disebabkan oleh Cerospora capsisi, bercak daun
pada kopi arabika yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum coffeanum dan
lanas daun yang dikarenakan oleh Phytophthora nicotinae pada
tanaman tembakau.
sebelum sel-sel mati tampak pada bagian tumbuhan tersebut seperti kebasah-basahan
ini disebabkan karena air keluar dari ruang sel dan masuk kedalam ruang antar
sel. Hidrosis diikuti oleh nekrosis atau pembusukan.
c. Layu
kelayuan merupakan gejala sekunder yang disebabkan karena adanya
gangguan didalam berkas pengangkut atau adanya kerusakan pada susunan akar yang
menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air. kelayuan yang
disebabkan oleh patogen disebut penyakit layu (Wilt disease), seperti layu
bakteri (Pseudomonas solanacearum) pada
kacang, tomat, tembakau dan kentang serta penyakit layu pada tomat yang
disebabkan oleh Fusarium oxysporum
Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh patogen menyebabkan
perubahan warna pada jaringan pengangkut dan sekitarnya yang dapat dilihat jika
batang dipotong atau dibelah. pada penyakit layu yang disebabkan oleh layu
bakteri yang terdapat pada tomat dan tembakau berkas pembuluh yang berwarna
coklat dapat diikuti sampai ke tulang daun dan meluas ke bagian empulur.
d.
Mati PucukGejala ini seringkali disebabkan oleh patogen yang tidak virulen , serangannya sangat dipengaruhi oleh kondisi tumbuhan dan lingkungan. misalnya mati pucuk pada jeruk yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosprioides.
Gejala Hipoplastik
Gejala ini terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
a. Kerdil atau atropi
gejala ini disebabkan terhambatnya pertumbuhan bagian-bagian tumbuhan, sehingga ukurannya lebih kecil dari pada biasanya karena ruas kurang memanjang atau kurang jumlahnya.
b. Etiolasi
adalah gejala yang terjadi jika tumbuhan berada dalam kekurangan cahaya. Tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang kecil.
c. Pemusaran
Pada pemusaran pembentukkan daun kurang terhambat, tetapi ruas-ruas batang kurang memanjang sehingga daun tampat berdesak-desakan dalam satu karangan.
Gejala Hiperplastik
a. Sapu Setan
gejala sapu setan (witches’ broom) terjadi karena
berkembangnya banyak tunas ketiak yang biasanya laten (tidur). Dengan demikian
terjadilah berkas ranting yang rapat. Umumnya gejala disertai dengan kurang
berkembangnya ruas dan daun-daun. Gejala ini dapat disebabkan oleh serangan
jamur, virus atau mikoplasma.
Pada bambu sering terdapat gejala sapu setan pada ranting-ranting
yang disebabkan oleh jamur Elsinoe bambusae. Di Amerika Tengah dan
Selatan terdapat penyakit sapu setan yang sangat merugikan pada kakao, disebabkan
oleh jamur Crinipellis porniciosa (Marasmius perniciosus). Pada kacang
tanah, kacang panjang dan orok-orok sering terdapat gejala sapu setan yang
disebabkan oleh virus atau jasad mirip mikoplasma.
b. Proplepsis
jika suatu cabang mengalami gangguan pada ujungnya maka sering
beberapa tunas tidur dekat di bawah bagian yang sakit itu berkembang menjadi
ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal dengan cepat (tunas air). Gejala ini
sering terjadi pada batang atau cabang karet yang terserang jamur upas (Upasia
salmonicolor, Corticium salmonicolor). Batang tomat yang sakit layu
bakteri (Pseudomonas sonalacearum) cenderung membentuk lebih banyak akar
adventif sampai setinggi bunga.
c. Nyali
nyali atau yang sering disebut “kelenjar” (gall, cecidium) adalah
pembengkakan setempat, berupa bintil-bintil atau bisul-bisul, dapat terdiri
atas jaringan tumbuhan bersama-sama dengan penyebab penyakit, tetapi dapat juga
hanya melulu terdiri atas jaringan tumbuhan. Nyali yang terjadi karena serangan
hewan disebut zoosesidium. Misalnya bintil-bintil pada daun kayu manis (Cinnamomum
zeylanicum) yang disebabkan oleh tungau (Eriophyes boisi) dan
bintil-bintil pada akar tembakau, tomat dan sebagainya yang disebabkan oleh
nematoda puru akar (Meloydogine spp). Zoosesidium
lebih banyak terdapat di tanah rendah.
Nyali yang disebabkan oleh penyebab-penyebab nabati disebut fitosesidium. Misalnya bintil-bintil pada buah petai yang dsieb oleh jamur karat Aecidium parkiae, bintil-bintil pada daundan ranting akasia (Acacia auriculiformis) karena jamur karat Aecidium fragiforme, dan bintil pada ranting Shorea sp yang mungkin disebabkan oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens. Fitosesidium lebih banyak terdapat di pegunungan.
Nyali yang disebabkan oleh penyebab-penyebab nabati disebut fitosesidium. Misalnya bintil-bintil pada buah petai yang dsieb oleh jamur karat Aecidium parkiae, bintil-bintil pada daundan ranting akasia (Acacia auriculiformis) karena jamur karat Aecidium fragiforme, dan bintil pada ranting Shorea sp yang mungkin disebabkan oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens. Fitosesidium lebih banyak terdapat di pegunungan.
e. Erinosis
ini adalah pembentukan trikoma yang luar biasa, sehingga pada
permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu. Dulu
ini diduga disebabkan oleh jamur yang disebut Erineum. Tetapi kemudian
ternyata bahwa gejala ini disebabkan oleh tungau. Erinosis sering terdapat pada
daun Crotalaria retusa.
f. Menggulung atau Mengeriting
gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling)
disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun.
Banyak penyakit virus menimbulkan gejala sedemikian. Kadang-kadang daun
berombak dan bentuknya seperti kerupuk, sehingga gejala ini sering disebut
gejala “kerupuk” (crinckle), seperti yang terlihat pada daun tembakau, kacang
tanah, dan orok-orok yang terinfeksi virus kerupuk. Biasanya gejala ini
disertai dengan membengkak dan berbelok-beloknya tulang-tulang daun. Bahkan
pada tembakau kadang-kadang disertai dengan enasi yaitu terbentuknya anak daun
(seperti daun telinga) pada sisi bawah tulang daun.
i. Kudis
kudis adalah bercak kasar, terbatas dan agak menonjol,
kadang-kadang pecah-pecah terdapat pada buah, batang, daun atau umbi. Disini
terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Misalnya penyakit kudis (Streptomyces
scabies) pada umbi kentang dan penyakit kudis (Sphaceloma fawcetti) pada daun,
batang hijau, dan buah jeruk.
j. Rontoknya alat-alat
peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit jika terjadi
sebelum waktunya (prematur) dan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasa.
Rontoknya buah, bunga atau daun disebabkan karena terjadinya lapisan pemisah (Abcission
layer) yang terdiri atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan
lepas-lepas.
k. Perubahan Warna
yang dimaksud dengan perubahan warna disini adalah perubahan warna
yang bukan klorosis. Daun yang sakit dapat membentuk antosianin sehingga
warnanya menjadi keungu-unguan, seperti yang terjadi pada tanaman jagung yang
menderita kekurangan fosfor.