Senin, 17 Maret 2014

Gejala Penyakit Tumbuhan


Tumbuhan yang sakit biasanya memperlihatkan gejala penyakit yang khusus. Gejala (sympton) merupakan peubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat dari adanya penyebab penyakit. Pada beberapa macam penyakit pada tumbuhan memperlihatkan gejala yang sama, sehingga diperlukan ketelitian yang tinggi untuk mendiagnosa penyakit tersebut.Gejala dapat berupa perubahan warna, tekstur, bentuk atau penampilan lain secara terlokalisasi pada jaringan yang sakit atau disebut juga sebagai belur (Lesion). 
Gejala dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala Primer dan gejala Sekunder. Gejala primer terjadi pada bagian yang terserang oleh penyakit, sedangkan gejala sekunder adalah gejala yang terjadi ditempat lain pada tumbuhan sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer, misalnya jamur akar menyebabkan akar membusuk, busuknya akar ini menyebabkan kerusakan pada akar sehingga menghambat proses penghisapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah yang menyebabkan daun-daun menguning dan layu. Dalam kasus ini Busuk akar merupakan gejala Primer sedangkan layunya daun adalah gejala sekunder. Kebanyakan gejala hanya terlihat pada bagian luar tumbuhan, tetapi gejala dalam berupa perubahan sel  dan jaringan hanya akan terlihat apabila batang tumbuhan dipotong atau dibelah.
Berdasarkan perubahan yang terjadi didalam sel dan jaringan tumbuhan, Gejala dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
  1. Gejala Nekrotik disebabkan adanya kerusakan pada sel atau bagian sel, atau matinya sel.
  2. Gejala Hipoplastik disebabkan karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel  (underdevelopment)
  3. Gejala hiperplastik, disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebih dari biasa (overdevelopment)
Gejala Nekrotik 
Gejala nekrotik terdiri atas beberapa macam yaitu :  
a. Nekrosis atau matinya bagian tumbuhan 

merupakan salah satu ciri dari nekrotik dimana sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan pada alat tumbuhan terlihat adanya bercak-bercak atau bintik-bintik bewarna cokelat atau hitam, yang seterusnya dapat menjadi kelabu keputih-putihan. Pada bagian tengah yang terdiri dari jaringan mati disebut bagian holonekrotik, sedang zone di sekeliling pusat jaringan mati dimana tidak semua jaringannya mati disebut dengan bagian plesionekrotik. contohnya adalah bercak kering pada daun kentang disebabkan oleh Alternaria solani, bercak daun pada cabai yang disebabkan oleh Cerospora capsisi, bercak daun pada kopi arabika yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum coffeanum dan lanas daun yang dikarenakan oleh Phytophthora nicotinae pada tanaman tembakau.  
b. Hidrosis
sebelum sel-sel mati tampak pada bagian tumbuhan tersebut seperti kebasah-basahan ini disebabkan karena air keluar dari ruang sel dan masuk kedalam ruang antar sel. Hidrosis diikuti oleh nekrosis atau pembusukan.

c. Layu

kelayuan merupakan gejala sekunder yang disebabkan karena adanya gangguan didalam berkas pengangkut atau adanya kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air. kelayuan yang disebabkan oleh patogen disebut penyakit layu (Wilt disease), seperti layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) pada kacang, tomat, tembakau dan kentang serta penyakit layu pada tomat yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum
Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh patogen menyebabkan perubahan warna pada jaringan pengangkut dan sekitarnya yang dapat dilihat jika batang dipotong atau dibelah. pada penyakit layu yang disebabkan oleh layu bakteri yang terdapat pada tomat dan tembakau berkas pembuluh yang berwarna coklat dapat diikuti sampai ke tulang daun dan meluas ke bagian empulur. 
d. Mati Pucuk
Gejala ini seringkali disebabkan oleh patogen yang tidak virulen , serangannya sangat dipengaruhi oleh kondisi tumbuhan dan lingkungan. misalnya mati pucuk pada jeruk yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosprioides.

Gejala Hipoplastik
Gejala ini terbagi menjadi beberapa macam yaitu :

 a. Kerdil atau atropi
gejala ini disebabkan terhambatnya pertumbuhan bagian-bagian tumbuhan, sehingga ukurannya lebih kecil dari pada biasanya karena ruas kurang memanjang atau kurang jumlahnya.

b. Etiolasi
adalah gejala yang terjadi jika tumbuhan berada dalam kekurangan cahaya. Tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang kecil.

c. Pemusaran
 Pada pemusaran pembentukkan daun kurang terhambat, tetapi ruas-ruas batang kurang memanjang sehingga daun tampat berdesak-desakan dalam satu karangan.

Gejala Hiperplastik 
a. Sapu Setan

gejala sapu setan (witches’ broom) terjadi karena berkembangnya banyak tunas ketiak yang biasanya laten (tidur). Dengan demikian terjadilah berkas ranting yang rapat. Umumnya gejala disertai dengan kurang berkembangnya ruas dan daun-daun. Gejala ini dapat disebabkan oleh serangan jamur, virus atau mikoplasma.
Pada bambu sering terdapat gejala sapu setan pada ranting-ranting yang disebabkan oleh jamur Elsinoe bambusae. Di Amerika Tengah dan Selatan terdapat penyakit sapu setan yang sangat merugikan pada kakao, disebabkan oleh jamur Crinipellis porniciosa (Marasmius perniciosus). Pada kacang tanah, kacang panjang dan orok-orok sering terdapat gejala sapu setan yang disebabkan oleh virus atau jasad mirip mikoplasma.

b. Proplepsis
jika suatu cabang mengalami gangguan pada ujungnya maka sering beberapa tunas tidur dekat di bawah bagian yang sakit itu berkembang menjadi ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal dengan cepat (tunas air). Gejala ini sering terjadi pada batang atau cabang karet yang terserang jamur upas (Upasia salmonicolor, Corticium salmonicolor). Batang tomat yang sakit layu bakteri (Pseudomonas sonalacearum) cenderung membentuk lebih banyak akar adventif sampai setinggi bunga.

c. Nyali


nyali atau yang sering disebut “kelenjar” (gall, cecidium) adalah pembengkakan setempat, berupa bintil-bintil atau bisul-bisul, dapat terdiri atas jaringan tumbuhan bersama-sama dengan penyebab penyakit, tetapi dapat juga hanya melulu terdiri atas jaringan tumbuhan. Nyali yang terjadi karena serangan hewan disebut zoosesidium. Misalnya bintil-bintil pada daun kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) yang disebabkan oleh tungau (Eriophyes boisi) dan bintil-bintil pada akar tembakau, tomat dan sebagainya yang disebabkan oleh nematoda puru akar (Meloydogine spp). Zoosesidium lebih banyak terdapat di tanah rendah.
Nyali yang disebabkan oleh penyebab-penyebab nabati disebut fitosesidium. Misalnya bintil-bintil pada buah petai yang dsieb oleh jamur karat Aecidium parkiae, bintil-bintil pada daundan ranting akasia (Acacia auriculiformis) karena jamur karat Aecidium fragiforme, dan bintil pada ranting Shorea sp yang mungkin disebabkan oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens. Fitosesidium lebih banyak terdapat di pegunungan.
e. Erinosis
ini adalah pembentukan trikoma yang luar biasa, sehingga pada permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu. Dulu ini diduga disebabkan oleh jamur yang disebut Erineum. Tetapi kemudian ternyata bahwa gejala ini disebabkan oleh tungau. Erinosis sering terdapat pada daun Crotalaria retusa.
f. Menggulung atau Mengeriting
gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling) disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun. Banyak penyakit virus menimbulkan gejala sedemikian. Kadang-kadang daun berombak dan bentuknya seperti kerupuk, sehingga gejala ini sering disebut gejala “kerupuk” (crinckle), seperti yang terlihat pada daun tembakau, kacang tanah, dan orok-orok yang terinfeksi virus kerupuk. Biasanya gejala ini disertai dengan membengkak dan berbelok-beloknya tulang-tulang daun. Bahkan pada tembakau kadang-kadang disertai dengan enasi yaitu terbentuknya anak daun (seperti daun telinga) pada sisi bawah tulang daun.
i. Kudis
kudis adalah bercak kasar, terbatas dan agak menonjol, kadang-kadang pecah-pecah terdapat pada buah, batang, daun atau umbi. Disini terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Misalnya penyakit kudis (Streptomyces scabies) pada umbi kentang dan penyakit kudis (Sphaceloma fawcetti) pada daun, batang hijau, dan buah jeruk.
j. Rontoknya alat-alat
peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit jika terjadi sebelum waktunya (prematur) dan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasa. Rontoknya buah, bunga atau daun disebabkan karena terjadinya lapisan pemisah (Abcission layer) yang terdiri atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan lepas-lepas.
k. Perubahan Warna
yang dimaksud dengan perubahan warna disini adalah perubahan warna yang bukan klorosis. Daun yang sakit dapat membentuk antosianin sehingga warnanya menjadi keungu-unguan, seperti yang terjadi pada tanaman jagung yang menderita kekurangan fosfor.